Archive for December, 2010

Terkejut dengan berita kelahiran Yesus

Terkejut dengan berita kelahiran Yesus
Oleh: Joni

Baru-baru ini, situs Wikileaks membuat banyak orang terkejut serta menjadi pemberitaan hangat di berbagai media massa karena memaparkan dan mempublikasi dokumen-dokumen rahasia di seluruh dunia. Kebocoran ribuan catatan rahasia laporan intelijen dari berbagai negara, membuat banyak orang terkejut dan kaget. Suatu hal atau berita yang datang tiba-tiba, biasanya membuat orang menjadi terkejut. Ada yang gembira ketika menerima kabar sukacita, ada pula yang terkejut sewaktu mendengar namanya memenangkan undian mobil ataupun rumah. Jadi ketika ada stimulus yang datang, orang bisa menyikapinya dengan emosi yang berbeda. Maka dalam keadaan terkejut, orang pun memberikan respon yang berbeda-beda. Terkejut bisa membuat orang menjadi takut dan panik, tetapi bisa pula membuat orang menjadi berhati-hati dan kemudian mempertimbangkan kabar tersebut sebelum merespon kembali. Tidak sedikit orang yang langsung merespon (tanpa mempertimbangkan kembali) ketika menerima berita bohong agar mentransfer sejumlah uang maupun pulsa telepon, karena dalam keadaan terkejut.

Begitu juga berita kelahiran Tuhan Yesus yang membuat Raja Herodes dan seluruh Yerusalem menjadi terkejut (Mat 2:3). Mengapa terkejut? Bukankah mereka mengetahui janji yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama bahwa akan datang Mesias yang akan menyelamatkan umat manusia? Tetapi ketika mendengar sendiri dari orang majus, mereka malah terkejut. Hal ini disebabkan karena mereka sendiri tidak tahu mengenai Raja orang Yahudi yang baru saja lahir. Tiba-tiba mereka kedatangan orang-orang majus dari Timur yang mengabarkan kelahiran Mesias dan datang untuk melihat bayi Yesus, yang mereka sebut sebagai Raja orang Yahudi. Maka Raja Herodes dan penduduk Yerusalem pun terkejut dan mereka tidak menyangka orang-orang majus ini bisa tahu terlebih dahulu mengenai berita kelahiran Raja orang Yahudi. Mereka juga kaget karena orang-orang majus yang tergolong bangsawan, cendekiawan dan orang bijaksana, mau menempuh jarak yang begitu jauh dengan tujuan untuk menyembah Tuhan Yesus dan memberikan persembahan kepada-Nya. Maka dalam keadaan terkejut, Raja Herodes merasa posisinya terancam dengan hadirnya seorang Anak yang baru lahir yang akan menjadi Raja orang Yahudi. Akibatnya Raja Herodes langsung merespon dengan emosi dan sangat marah, lalu menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah tersebut dan mau membunuh Anak yang baru lahir tersebut. Padahal sebagai seorang raja, seharusnya bertindak adil dan bijaksana, bukan malah melakukan sesuatu di luar akal sehat manusia karena terkejut dengan kabar kelahiran Yesus.

Apakah dalam keadaan terkejut, saya selalu mohon bimbingan Tuhan dan Roh Kudus atau malah menyikapinya dengan emosional? ***

Comments (1)

Berkat Tuhan yang melampaui segala akal

Berkat Tuhan yang melampaui segala akal
Oleh: Joni

Apakah kita sering mengeluh ketika menghadapi berbagai persoalan? Ya, seperti halnya umat Israel yang selalu bersungut-sungut ketika mengalami masalah, kita pun sering berkeluh kesah dalam hidup ini. Kita merasa tidak puas dalam segala keadaan, gaji yang tak pernah cukup, kebutuhan rumah tangga yang tak ada habisnya. Belum lagi resiko, hambatan dan rintangan dalam hidup, membuat kita semakin khawatir menghadapi masa depan kita. Akibatnya kita merasa bimbang dan putus asa. Padahal setiap hambatan dan masalah tersebut dapat diatasi, jika kita mengandalkan Tuhan Yesus di dalam segala aspek hidup kita. Read the rest of this entry »

Leave a Comment

Masihkah orang tua membelenggu anak-anaknya?

Masihkah orang tua membelenggu anak-anaknya?
Oleh: Joni

Dewasa ini, meskipun kita sudah hidup di era kemerdekaan, tetapi seringkali masih ditemukan orang tua yang “membelenggu” anaknya dalam berbagai hal. Di rumah maupun di sekolah, anak-anak harus mengikuti apa yang telah dipetuahkan. Orang tua cenderung memaksa bakat anaknya sehingga memasukkan mereka dalam berbagai macam les/kursus. Di samping itu, tidak sedikit orang tua yang mengharuskan anaknya menjadi juara kelas serta menegur mereka jika mendapatkan nilai pelajaran yang jelek di sekolah. Orang-orang dewasa telah menguasai mereka. Read the rest of this entry »

Leave a Comment

Kecerdasan Rohani. Pentingkah?

Kecerdasan Rohani. Pentingkah?
Oleh: Joni

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan dari kecerdasan intelektual. Mengapa? Karena dalam hidup ini, kita cenderung lebih banyak menggunakan otak untuk berpikir, berhitung dan memecahkan masalah secara logis. Kita jarang mendengarkan suara hati nurani karena tidak sesuai dengan logika. Padahal bila kita memiliki mata rohani yang jernih, maka kita bisa melihat Tuhan berkarya secara nyata dalam hidup kita. Bahkan penelitian terbaru menunjukkan bahwa kecerdasan yang paling utama dibandingkan berbagai jenis kecerdasan lain adalah Kecerdasan Rohani (Spiritual Quotient). Read the rest of this entry »

Leave a Comment

Sudahkah kita mempersembahkan yang terbaik buat Tuhan?

Sudahkah kita mempersembahkan yang terbaik buat Tuhan?
Oleh: Joni

Ada tulisan menarik pada pintu masuk salah satu gereja yang tertera “Datang terlambat, mengganggu umat; Pulang cepat, menolak berkat”. Banyak orang yang secara rutin setiap minggu ke gereja, seolah-olah hanya sekadar mengikuti aktivitas gerejawi saja. Mengapa? Karena pada saat di gereja, hatinya belum sungguh-sungguh menyembah Tuhan. Ada yang datang terlambat ke gereja, ada yang asyik ber-sms ketika Perayaan Ekaristi berlangsung dan tidak sedikit yang masih memakai sandal. Padahal sikap kekudusan dan menghormati kehadiran Allah, sudah layak dan sepantasnya kita tunjukkan saat berada di rumah Tuhan. Sama halnya ketika kita berusaha menampilkan yang terbaik jika diundang ke rumah orang no 1 di Republik ini, akankah kita mempersembahkan yang terbaik dari yang terbaik di rumah Tuhan?

Jika kita ingat kembali kisah orang Majus yang mencari Raja yang baru lahir dan kemudian mempersembahkan yang terbaik buat Sang Juruselamat (Mat 2:11), seharusnya menggugah kita untuk memberikan yang terbaik untuk kemuliaan Tuhan. Pemberian ataupun persembahan tidak hanya sebatas dalam bentuk materi, melainkan juga waktu, tenaga dan pengorbanan. Maka waktu yang kita berikan untuk Tuhan pada saat di gereja harus sungguh-sungguh untuk menyembah Tuhan. Dan tentunya harus tercermin dalam perbuatan kita untuk melayani Tuhan dengan sikap serta penampilan yang pantas.

Tuhan Yesus telah membayar dosa kita dengan darah-Nya. Apabila kita mengasihi-Nya, maka dari kasih itu akan lahir pengabdian, pengorbanan dan kesetiaan untuk melayani Dia. Maka rutinitas kita ke gereja bukan sekedar memenuhi kewajiban, tetapi harus melibatkan kerelaan dan kesediaan berkorban demi memberi yang terbaik buat Sang Penebus yang telah mengasihi kita dengan mengorbankan nyawa-Nya. Tidak ada alasan untuk tidak ada waktu dan tenaga untuk melayani Tuhan. Dan melayani Tuhan bukanlah sekedar mengikuti aktivitas gerejawi, melainkan juga mewujudkan kasih dalam tindakan. Pelayanan yang tulus akan menumbuhkan kasih.

Maka mulai hari ini, cobalah kita benar-benar mempergunakan waktu yang ada untuk sungguh-sungguh menyembah Tuhan. Hari demi hari akan terus berganti. Mulailah dengan langkah kecil, dan bertindaklah! Kita akan merasa diri bermakna ketika sujud dan sembah untuk memuliakan Tuhan, benar-benar dilakukan dengan sepenuh hati. ***

Leave a Comment

Hidup untuk Bekerja?

HIDUP UNTUK BEKERJA?
Oleh: Joni

Sejak zaman perjanjian lama, manusia sudah dituntut untuk bekerja mencari rezeki dan menaklukkan bumi (Kej 3:17; Kej 1:28), tetapi sering kali kita hanya sekedar bekerja tetapi tidak tahu untuk apa tujuan kita bekerja. Terkait dengan tujuan dari bekerja ini, ada pertanyaan menarik ketika membaca salah satu artikel di tabloid Kontan yang berjudul “Bekerja untuk hidup atau Hidup untuk bekerja” yang ditulis oleh Arvan Pradiansyah. Meskipun artikel tersebut tidak menyinggung tentang kemiskinan, tetapi ada korelasi antara tujuan dari bekerja dengan tema APP tahun ini mengenai kemiskinan. Read the rest of this entry »

Leave a Comment